Rabu, 08 Juli 2009

Kenapa harus Roti Buaya ???


Sebuah budaya yang menentang prespektif orang banyak tentang pria dan buaya. Kenapa orang betawi ketika menikah pihak mempelai pengantin pria harus membawa sepasang roti buaya ?. Yang kita dengar selama ini bila seorang pria di cap buaya maka pria itu bukan pria yang baik untuk di jadikan suami. Sebuah pertentangan budaya, tapi kita harus tetap menghormati. Pasti ada sesuatu yang khusus yang membuat simbol binatang buaya menjadi amat penting dalam pernikahan adat Betawi. Kenapa harus Roti Buaya ???


Pada acara pernikahan yang mempelai-nya menggunakan adat Betawi, pasti tak pernah terlewatkan sebuah simbol roti buaya. Biasanya roti buaya ini dibawa oleh mempelai pengantin laki-laki pada acara serah-serahan. Selain roti buaya, mempelai pengantin laki-laki juga memberikan uang mahar, perhiasan, kain, baju kebaya, selop, alat kecantikan, serta beberapa peralatan rumah tangga.

Dari sejumlah barang yang diserahkan tersebut, roti buaya mempunyai arti sangat khusus dan harus ada . Sebab, roti ini memiliki makna dan arti tersendiri bagi warga Betawi, yakni sebagai ungkapan kesetiaan pasangan yang menikah untuk sehidup-sehari-hari. Asal muasal kenapa roti buaya ini menjadi simbol, konon terinspirasi oleh perilaku buaya yang hanya kawin sekali seumur hidup-nya. Dan masyarakat Betawi meyakini hal itu sampai saat ini. Hal tersebut bertentangan dengan budaya baru di kawasan metropolis apabila ada seorang pria di cap buaya maka diri-nya dianggap Playboy, tukang main perempuan dan suka menyia-nyiakan perempuan. Sesuatu yang bertolak belakang dan menjadi bahan perbincangan.

Tidak hanya simbol binatang buaya ternyata roti-nya pun merupakan sebuah simbol. Menurut keyakinan masyarakat Betawi, roti juga menjadi simbol kemampanan ekonomi. Dengan maksud, pasangan yang menikah nanti-nya memiliki masa depan yang lebih baik dan bisa hidup mapan / kecukupan ekonomi. Mungkin awal-nya pada saat terbentuk-nya prosesi serah-serahan roti buaya, roti adalah makanan para pejabat dan orang kaya serta orang Belanda sehingga roti dianggap makanan untuk orang-orang mapan. Diharapkan ke dua mempelai memcapai posisi tersebut sehingga ketidak kekurangan dalam mengarungi samudra kehidupan.

BUDAYA BANGSA INI BEGITU UNIK, CINTAILAH KALAU BUKAN KITA SENDIRI SIAPA LAGI

2 komentar:

Aneuk Nanggroe mengatakan...

he..he..! kalo buaya kan besar..! naaaaH kalo sempat roti cecak.?????? susah bos yg bikin..? kecil-kecil.. salam hangat selalu dan kalo berkunjung balas, kick KB sy ya??

elly mengatakan...

hehehe....iya tuh bener juga....kenapa sangat bertolak belakang sekali ya? mungkin karena pengertiannya datang dari budaya yang berbeda kali ya...satu dari betawi satu lagi dari barat.

Posting Komentar